Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts Today

Waspadai Dan Cegah Osteoporosis

Written By Unknown on Sabtu, 23 Juni 2012 | 00.50

Waspadai Dan Cegah Osteoporosis PENYAKIT keropos tulang atau osteoporosis adalah penyakit yang harus dicegah dan diwaspadai sejak dini.  Tingkat risiko penyakit ini di Indonesia cukup tinggi dan akan menjadi salah satu isu utama yang tak kalah pentingnya ketimbang penyakit menular.

"Di masa depan, penyakit tidak menular akan lebih menjadi isu utama. Masyarakat nantinya akan menghadapi masalah penyakit salah satunya adalah osteoporosis," ungkap  Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2TM) Departemen Kesehatan RI, DR, dr, Yusharmen, pada acara Media Workshop Peringatan Hari Osteoporosis Nasional 2008, di  Jakarta, Kamis (30/10).

Yusharmen menambahkan kewaspadaan terhadap osteoporosis sejak dini harus ditingkatkan mengingat prevalensi atau angka kejadiannya di Indonesia cukup tinggi.

Menurut data "Indonesian White Paper" yang dikeluarkan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (PEROSI),  prevalensi osteoporosis pada 2007 mencapai 28,8 persen untuk pria dan 32,3 persen untuk wanita.  Angka ini juga didukung hasil analisis data risiko osteoporosis oleh Puslitbang Gizi Depkes bekerja sama dengan Fonterra Brands Indonesia yang dipublikasi 2006 lalu bahwa 2 dari 5 orang Indonesia memiliki risiko mengalami osteoporosis.

Fakta-fakta  tersebut, kata Yusharmen, menunjukkan bahwa tingkat risiko osteoporosis di Indonesia cukup tinggi dan selayaknya menjadi perhatian. Melalui hari Osteoporosis  Nasional tahun 2008 yang tahun ini mengambil tema "Berdiri Tegak Bicara Lantang" Kalahkan Osteoporosis, Depkes menyerukan agar pencegahan osteoporosis harus menjadi  perhatian sedini mungkin.

 "Masyarakat dapat melakukan upaya pecegahan dengan rajin mengonsumsi makanan berkalsium tinggi seperti susu," ujarnya.

Tanpa gejala
Sementara itu Ketua Perkumpulan Osteoporosis Indonesia (Perosi), Prof Ichramsjah Rachman, mengingatkan bahwa osteoporosis adalah penyakit tanpa gejala atau silent disease. Kurang dari 25 persen pasien pengidap osteoporosis dapat diidentifikasi setelah terjadi patah tulang, di mana hal ini merupakan fenomena gunung es atau artinya jumlah penderita sebenarnya mungkin akan jauh lebih banyak.

Masalah lain yang patut menjadi perhatian adalah nyeri pada patah tulang akibat osteoporosis mengakibatkan menurunnya kualitas hidup dan meningkatkan ketergantungan kepada orang lain. Dari segi ekonomi, terapi dan rehabilitasi pasien patah tulang akibat osteoporosis juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit Waspadai Dan Cegah Osteoporosis.
00.50 | 0 komentar | Read More

Penyakit Mengalami Gangguan Keroposan

Penyakit Mengalami Gangguan Keroposan Osteoporosis adalah suatu kondisi berkurangnya massa tulang secara nyata yang berakibat pada rendahnya kepadatan tulang. Osteoporosis merupakan penyakit yang datang diam-diam.

Siapa saja yang berisiko berisiko tinggi terhadap osteoporosis? Berikut ini sembilan golongan yang termasuk berisiko tinggi mengalami keropos tulang.

1. Penderita Hiperparatiroid
Meskipun rendah persentase kejadiannya, hormon paratiroid yang terletak di leher depan kita berdekatan dengan kelenjar tiroid, dapat mengalami keganasan atau tumor. Pada situasi ini, jumlah hormon yang beredar di dalam tubuh akan meningkat. Padahal, seperti kita ketahui, hormon ini sangat erat hubungannya dengan sel osteoclast dalam tulang. Akibatnya, sel-sel osteoclast akan mengalami peningkatan aktivitas.

Akan lebih banyak senyawa kalsium yang diambil dari tulang sehingga menimbulkan peningkatan pesat kadar kalsium dalam darah. Kondisi semacam ini menyebabkan penderita mengalami penurunan selera makan, kemunduran dalam kekuatan otot, nyeri perut, dan pengeroposan tulang bila terjadi secara berlanjut.

2. Penderita Hipertiroid
Sebutan lain untuk hipertiroid adalah basedow. Gejala penderita cukup beragam, tidak sama satu sama lain. Namun, secara umum ditandai oleh mudah berkeringat, lemas, gugup, lekas marah, cemas, gelisah, tidak bisa tidur, lapar terus (anehnya, meskipun sudah makan, berat badan malahan turun), sembelit atau justru diare, tangan gemetar, haid tidak teratur, tekanan darah meninggi, rambut mudah rontok, dan pengeroposan tulang.

Penyebab hipertiroid adalah berlebihnya kadar hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar gondok. Akibatnya, pertukaran zat dalam tubuh meningkat jauh di atas normal. Pengatur metabolisme tubuh menjadi terlalu aktif, termasuk metabolisme kalsium. Pada kondisi tersebut terjadi pembuangan kalsium secara besar-besaran melalui air seni maupun tinja. Untuk mengimbanginya, terjadilah proses demineralisasi tulang yang lebih aktif.

3. Penderita Anoreksia Nervosa
Penderita anoreksia nervosa (kelainan pola makan) akan melakukan pembatasan konsumsi makanan secara tidak wajar. Mereka akan berupaya mati-matian untuk menjaga berat badan dan bentuk tubuhnya, serta mengendalikan  kebiasan makan yang ketat. Seringkali mereka melakukan kegiatan olahraga yang berlebihan dalam upaya mencapai bobot badan ideal menurut imajinasinya.

Pada awalnya penurunan bobot badan yang dilakukan kelihatan cukup realistis. Namun, setelah mencapai target, mereka menetapkan bobot ideal yang lebih rendah. Secara psikologis, mereka sangat peka terhadap kritikan mengenai bobot badan. Diet yang dilakukan seolah-olah menjadi pola hidup. Mereka sebenarnya memiliki rasa lapar yang normal, tetapi rasa lapar tersebut dikontrol dengan ketat.

Makanan berlemak nyaris tidak tersentuh, padahal kandungan energinya tinggi. Penderita anoreksia adalah individu-individu yang memiliki kepedulian tinggi terhadap aspek gizi. Sayang sekali terjadi distorsi pengetahuan gizi, sehingga mereka tidak mampu mempraktikkan konsep-konsep informasi gizi yang diterimanya. Karena itulah penyakit osteoporosis mudah sekali menyerang mereka.

4. Hamil dan Menyusui
Semasa hamil, penyerapan kalsium di dalam usus ibu akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan kalsium bagi bayi yang dikandungnya. Apabila konsumsi kalsium harian pada ibu rendah, kebutuhan bayi akan kalsium terpaksa dipenuhi dari cadangan kalsium yang ada pada tulang ibunya. Hal yang sama juga dapat terjadi selama menyusui. ASI sangat diperlukan oleh bayi untuk hidup sehat, dan salah satu komponen penting pada ASI adalah kalsium. ASI rata-rata mengandung kalsium sebanyak 300 mg per liter. Oleh karena itu, konsumsi kalsium harus ditingkatkan selama menyusui. Jumlah konsumsi yang dianjurkan selama hamil dan menyusui masing-masing sebesar 1.200 mg per hari.

Remaja yang sedang tumbuh (11-24 tahun) dianjurkan mengonsumsi kalsium 1.200 mg per hari. Jarak kehamilan yang terlalu dekat tentu akan mempercepat kehilangan kalsium tulang, terutama bagi yang konsumsi hariannya kurang cukup. Dengan kehamilan yang diatur jaraknya (misalnya 2-3 tahun), diharapkan status kalsium ibu akan kembali normal sebelum hamil dan menyusui berikutnya.

5. Pola Makan yang Tidak Tepat
Makan hendaknya tidak diartikan sebagai rutinitas belaka. Dari aspek kesehatan, pola makan yang salah dapat membahayakan. Pola makan yang sangat mendukung osteoporosis adalah pola makan yang sangat rendah kalsium serta vitamin A, D, dan K. Kecukupan vitamin sebaiknya dipenuhi dari sumber alami, seperti sayuran-sayuran berdaun hijau tua.

Konsumsi tinggi kafein dapat menyebabkan pembuangan kalsium secara besar-besaran dalam air seni. Menghindari konsumsi protein yang terlalu banyak juga dapat mencegah osteoporosis. Hal ini disebabkan protein yang tercerna tubuh, melepaskan asam dalam aliran darah. Asam tersebut akan dinetralisasi tubuh dengan mengurai kalsium dari tulang.

Serat pangan yang dikonsumsi secara berlebihan juga kurang baik bagi tubuh. Serat pangan akan mengikat sebagian besar senyawa makanan dalam usus dan juga menghambat penyerapannya. Senyawa yang paling mudah berikatan dengan serat pangan adalah mineral, termasuk kalsium.

6. Pemakai Obat Kortikosteroid
Perbedaan obat dan racun sangatlah tipis, yang membedakan hanyalah dosis yang dipakai. Beberapa jenis obat dapat mengganggu kepadatan tulang. Pola yang ditimbulkan dapat berwujud gangguan dalam penyerapan kalsium atau gangguan terhadap mekanisme kerja hormon pengatur seperti yang terdapat pada obat golongan kortikosteroid.

Obat kortikosteroid tergolong istimewa, banyak jenis penyakit yang dapat disembuhkan. Obat ini digunakan untuk mengobati penyakit asma, bronkiale, alergi makanan, alergi obat, biduran, rhinitis alergi (kelainan hidung), artritis (kelainan sendi), dan penyakit lain karena proses alergi. Sayangnya, bila digunakan dalam waktu yang lama akan berakibat buruk untuk penggunanya.
Obat tersebut, selain dapat menimbulkan tukak lambung, juga dapat mengacaukan kadar gula darah, kemunduran elastisitas kulit, katarak, pertumbuhan bulu-bulu tambahan di luar proporsi, memudahkan seseorang terjangkit infeksi, bengkak di wajah dan kaki, hipertensi, dan kerapuhan tulang (osteoporosis).

7. Perokok
Sedikitnya 25 jenis penyakit timbul karena kebiasaan merokok, antara lain kanker kandung kemih, kanker paru, penyempitan pembuluh darah, yang dapat menyebabkan penyakit jantung dan stroke, serta kelainan osteoporosis. Efek merugikan atas kepadatan tulang berbanding lurus dengan masa penggunaan dan banyaknya rokok. Kebiasaan merokok satu batang sehari dalam satu bulan dapat mengakibatkan penurunan massa tulang sebesar 0,004 persen.
Belum diketahui pasti bagaimana merokok dapat mengakibatkan osteoporosis. Diduga, zat-zat dalam rokok mencetuskan pemecahan hormon esterogen pada wanita dan testosteron pada laki-laki secara berlebihan. Akibatnya, jumlah hormon dalam tubuh akan menurun. Dengan menurunnya kedua jenis hormon tersebut, pemeliharaan tulang jelas akan terpengaruh.

8. Peminum Kopi Berlebihan
Banyak yang berpendapat bahwa daya tarik minum kopi ada pada cita rasanya, kesan ritual, dan kehangatan yang ditimbulkannya. Namun, sebetulnya daya tarik utama kopi terletak pada kandungan kafein yang tinggi. Sebagai bahan penyegar, kafein dapat menghilangkan rasa kantuk, reaksi gerak lebih cepat, kewaspadaan dan konsentrasi meningkat.

Sayangnya, minuman ini juga membawa dampak yang buruk bagi kesehatan kita, akan terjadi peningkatan kadar kolesterol sebesar 36 persen, penurunan kadar vitamin B6 sebesar 21 persen, dan penurunan kepadatan tulang sebesar 0,0023 persen. Hal itu akan terjadi bila seseorang minum tiga cangkir kopi setiap hari selama dua minggu.
Penurunan kepadatan tulang ini belum diketahui secara pasti, tetapi para ilmuwan menduga peningkatan pembuangan kalsium terjadi melalui pembuangan air seni akibat efek diuretik kafein.

9. Peminum Alkohol
Secara meyakinkan alkohol dapat mengakibatkan kerusakan banyak organ tubuh. Pada otak akan terjadi kerusakan sel-sel saraf sehingga timbul gangguan fungsi berpikir, rasa, dan perilaku. Pada dinding dalam lambung terjadi luka-luka kecil.
Ancaman yang turut membayangi adalah kerapuhan tulang. Kondisi ini bisa terjadi lantaran adanya kegagalan yang sistematis sifatnya dalam pemeliharaan kadar mineral kalsium yang merupakan unsur penting dalam kepadatan tulang.

Adanya luka-luka kecil yang menahun pada lambung akan mengakibatkan perdarahan di lambung. Meskipun kecil bentuk lukanya, karena berlangsung dalam waktu lama, jumlah darah yang keluar menjadi banyak.

Telah kita ketahui bahwa jumlah kalsium dalam darah cukup banyak. Jika banyak darah yang keluar dari tubuh, akan banyak pula jumlah kalsium yang keluar dari tubuh, sehingga pengurangan atau penyerapan kalsium dari tulang semakin besar dan menandakan bahwa tulang semakin rapuh dengan berkurangnya kalsium tersebut Penyakit Mengalami Gangguan Keroposan.
00.48 | 0 komentar | Read More

Keroposan Tulang dan Kanker Tulang

Keroposan Tulang dan Kanker Tulang Sekitar 3,6 juta penduduk Indonesia berusia di atas 50 tahun terkena osteoporosis. Osteoporosis dipandang para pakar kesehatan Asia sebagai masalah kesehatan yang besar dan setara dengan kanker dan obesitas.

Orang yang keropos tulang itu biasanya tidak ada keluhan, tapi tiba-tiba terbentur dan tulangnya patah karena sudah rapuh. Osteoporosis berhubungan dengan usia lanjut, kata Presiden Perhimpunan Osteoporosis Indonesia Prof Dr Ichramsjah A Rachman SpOG(K) di Jakarta, Selasa (4/11). 

"Ini penyakit yang silent, tanpa keluhan. Orang yang tidak punya keluhan kalau diberi obat akan bilang: buat apa?" kata Ichramsjah.

Padahal osteoporosis menyebabkan tulang menjadi rapuh dan mudah patah sehingga dapat mengakibatkan nyeri yang serius, ketidakmampuan untuk beraktivitas, dirawat di rumah sakit, dan bahkan kematian.

Bagi mereka yang sudah terkena osteoporosis harus mendapatkan pengobatan atau terapi lebih lanjut. Beberapa waktu lalu telah dilakukan penelitian multi center, secara acak, pararel dan terbuka yang melibatkan 625 pasien Asia penderita osteoporosis pasca menopause. 

625 pasien tersebut berasal dari lima tempat di Asia yaitu Indonesia, Hongkong, Filipina, Taiwan dan Thailand. Dari Indonesia sebanyak 200 pasien dari Jakarta, Surabaya dan Makassar diikutsertakan pada penelitian ini. 

"Para pasien tersebut diberi Ibandronat selama 12 bulan dan dikonsumsi sebulan sekali," kata Ichramsjah yang menjadi Peneliti Utama dari penelitian regional lima negara ini.

Yang terjadi pada 200 pasien di Indonesia sebanyak 188 pasien (94 persen) ternyata patuh dan mengikuti terapi tersebut secara konsisten, sedangkan 12 pasien (6 persen) tidak patuh. Pasien-pasien yang terlibat penelitian tersebut mengalami kenaikan massa tulang yang signifikan.

Ketua penelitian di Surabaya Prof Dr Djoko Roeshadi SpOT(K) mengatakan, kebiasaan bangsa Indonesia mengonsumsi kalsium masih sangat kurang. Asupan kalsium orang Indonesia dewasa berkisar 270-300 mg per hari, sedangkan jumlah yang dianjurkan adalah 1.000-1.200 mg per hari.

Karena itu adalah lebih baik mencegah osteoporosis sejak usia muda, yakni dengan berolahraga teratur, mengonsumsi nutrisi dan vitamin D, serta menghilangkan kebiasaan buruk seperti merokok, minum alkohol dan kopi.

Ketua penelitian di Makassar Prof dr John MF Adam menyatakan, pencegahan seharusnya dilakukan sejak mulai dari kehamilan. " Saat anak masih dalam kandungan, bayi hingga usia 35 tahun, sebaiknya menabung kalsium untuk persiapan di masa tua agar tidak terkena osteoporosis," kata John MF Adam Keroposan Tulang dan Kanker Tulang
00.46 | 0 komentar | Read More

Wanita Mudah Terserang Keroposan Tulang

Wanita Mudah Terserang Keroposan Tulang Gangguan tulang seperti Osteoporosis (pengeroposan tulang) dan Osteoarthritis (pengapuran tulang) dinilai lebih sering melanda perempuan daripada laki-laki.

Dr Franky Hartono, Sp.OT dari Siloam Hospitals mengatakan, survei terhadap pasien rawat jalan di poli orthopedi menunjukkan angka perbandingan keluhan tulang pada perempuan dan laki-laki sebesar 4:1. Menurut dr.Franky, fenomena ini disebabkan pengaruh hormonal serta risiko over-weight yang biasa dialami kaum perempuan.

"Otot perempuan kan lebih lemah," ujar dr Franky seusai seminar bertajuk "Pinggang Kecetit dan Dengkul Kopong" di Jakarta, Sabtu (27/2).  Hal ini makin menjadi pada saat perempuan memasuki menopause di mana tulang-tulang mulai rapuh. Dalam kondisi ini, kerja tulang rawan dan sendi melemah. "Jadi lebih gampang terkena pengapuran," tutur dr Franky.

Osteoarthritis dapat disembuhkan dengan berbagai cara tergantung pada tingkat kerusakannya. Pada tingkat yang ringan, penderita cukup mengatasinya dengan banyak istirahat dan mengubah pola makan serta posisi tubuh saat beraktivitas.

Pada tingkat menengah dan berat, dokter dapat melakukan beberapa tindakan mulai dari memberikan obat rematik atau anti-inflamasi, suntik dengkul hingga tindakan operasi.

Dr Franky mengharapkan penderita langsung mendatangi dokter tulang jika mengalami gejala tersebut. Pasalnya, banyak pasiennya datang dalam kondisi kerusakan tulang rawan yang berat pada sendi.

"Ingat, tulang rawan bukan seperti tulang atau kulit yang bisa menyambung dan melekat kembali jika patah atau robek. Tulang rawan tidak bisa," tandas dr Franky Wanita Mudah Terserang Keroposan Tulang .
00.44 | 0 komentar | Read More

Osteoporosis Membahayakan Orang Asia

Osteoporosis Membahayakan Orang Asia Osteoporosis pada masa-masa mendatang akan menjadi salah satu penyakit serius di kalangan penduduk Asia. Pada tahun 2050 diperkirakan 50 persen dari kasus osteoporosis di dunia bakal terjadi di Asia dan menjadi beban ekonomi dan sosial cukup tinggi bagi masyarakat dan pemerintah.

Prediksi cukup ”mengerikan” itu terungkap dari hasil audit International Osteoporosis Foundation (IOF) bertajuk ”The Asian Audit Epidemiology, Costs and Burden Osteoporosis in Asia 2009”. Peluncuran data audit soal osteoporosis Asia untuk pertama kalinya dilakukan dalam konferensi dunia komunitas peduli osteoporosis di Beijing, Selasa (22/9).

Dari data yang dikumpulkan dari 14 negara di Asia terlihat bahwa kejadian patah tulang pinggul meningkat 2-3 kali lipat dalam 30 tahun ini. Peningkatan itu terutama terjadi karena asupan vitamin D dan kalsium yang masih rendah dikonsumsi tiap orang di setiap negara.

Amrish Mithal, Koordinator IOF Asian Audit, mengatakan, meskipun ancaman besar osteoporosis secara umum semakin tinggi di Asia, penyakit itu belum diakui dan diperlakukan sebagai penyakit yang mengakibatkan beban ekonomi sosial yang terus meningkat. Dengan peningkatan penduduk usia lanjut yang besar di Asia, sebanyak 50 persen kasus patah tulang yang mengakibatkan kecacatan hingga kematian akan terjadi di Asia tahun 2050.

Mark Wilson, Regional Managing Director Asia-Middle East Fonterra, menjelaskan, apa yang dilansir IOF hampir sejalan dengan hasil pemeriksaan kesehatan tulang Anlene. Pengujian kesehatan tulang yang gencar dilakukan Anlene di setiap negara di Asia menemukan sekitar 40 persen yang diperiksa berisiko menderita osteoporosis.

”Dari pemeriksaan itu juga ditemukan asupan vitamin C jadi masalah. Demikian juga asupan kalsium. Penduduk di Asia hanya memenuhi 50 persen dari asupan mineral yang dibutuhkan tulang setiap harinya. Berdasarkan rekomendasi WHO, konsumsi kalsium sebesar 1.000-1.300 miligram/hari, tetapi rata-rata di Asia hanya 450 miligram/hari,” kata Mark.

Judy Stenmark dari IOF mengatakan, data itu diharapkan bisa diperhatikan pemerintah, praktisi kesehatan, dan masyarakat umum. ”Mesti ada tindakan segera untuk mencegah meningkatnya kejadian patah tulang. Ada jutaan orang yang akan menderita jika tidak ditangani serius. Beban itu terutama cukup berat bagi masyarakat di daerah pedesaan karena penderita sering diperlakukan secara konservatif, hanya dirawat di rumah, tanpa mendapat keuntungan dari operasi dan pemulihan,” kata Judy.

Bukti-bukti peningkatan osteoporosis itu terlihat di Hongkong. Dalam empat dekade terakhir, penderita patah tulang pinggul naik hingga 300 persen. Di Singapura peningkatan hingga 500 persen.

Di Jepang jumlah penderita patah tulang di kalangan penduduk berusia 75 tahun meningkat drastis dalam 12 tahun. Di China 70 juta penduduk berusia 50 tahun ke atas menderita osteoporosis—berarti ada 687.000 penderita setiap tahun.

Indonesia dengan 237 juta penduduk akan memiliki 71 juta penduduk berusia lebih dari 60 tahun pada tahun 2050. Dari pengujian menggunakan mesin dual energy X-ray absorptiometry (DXA), diperkirakan sekitar 28,8 persen laki-laki dan 32,3 persen wanita sudah osteoporosis. Dari laporan Perhimpunan Osteoporosis Indonesia, 41,8 persen laki-laki dan 90 persen perempuan memiliki gejala osteoporosis, sedangkan 28,8 persen laki-laki dan 32,3 persen perempuan sudah osteoporosis.

Cyrus Cooper, Chair International Osteoporosis Foundation of Scientific Advisors, mengatakan, pemerintah mesti membantu masyarakat mampu memenuhi kebutuhan vitamin C dan kalsium, terutama kalangan masyarakat tidak mampu dan yang berada di pedesaan.

”Memang di sejumlah negara sudah ada sinyal positif. Osteoporosis sudah diakui sebagai masalah kesehatan yang perlu ditangani serius dengan menyiapkan program pencegahan dan perawatan. Pemerintah yang belum menyadari ancaman osteoporosis bagi penduduk di negaranya mesti diyakinkan dengan prevalensi data penderita dan beban ekonomi sosial yang timbul,” kata Cyrus.

Kuncinya pencegahan

Di Asia dan seluruh dunia diperkirakan 20 persen penduduk meninggal karena patah tulang pinggul terkait osteoporosis. Sebanyak 40 persen tidak bisa berjalan sendiri dan sisanya memerlukan bantuan orang lain selama setahun kemudian.

Penyakit itu sebenarnya sangat mudah dicegah. Program pencegahan dengan menjaga kesehatan tulang sejak usia muda mesti menjadi fokus untuk melawan osteoporosis massal.

Masa waktu terbaik untuk memastikan kesehatan tulang adalah semasa muda. Dengan menjalankan aktivitas olahraga dan nutrisi yang baik, kalsium yang cukup, ditambah paparan sinar matahari pagi yang cukup agar vitamin D berproduksi di tubuh, sudah bisa menguatkan tulang.

Joanne Todd, Health Platform Manager Fonterra, menjelaskan, penanganan penyakit osteoporosis di Asia perlu ditekankan pada pencegahan. ”Penyadaran akan ancaman osteoporosis harus semakin gencar dilakukan dengan melibatkan masyarakat. Pendidikan juga mesti dilakukan supaya masyarakat tahu bagaimana mencegah osteoporosis yang bisa jadi beban ekonomi dan sosial yang tinggi,” kata Joanne.

Kondisi osteoporosis di dunia saat ini, satu dari tiga perempuan dan satu dari lima laki-laki usia 50 tahun ke atas akan menderita patah tulang karena osteoporosis. Perubahan hormon menyebabkan perempuan lebih berisiko daripada laki-laki.

Kehilangan jaringan tulang secara umum dimulai setelah usia 40-an tahun. Kecepatan menggantikan jaringan tulang secara cepat dibandingkan kehilangannya. Pada perempuan tingkat kehilangan jaringan tulang meningkat setelah menopause, ketika produksi hormon estrogen berhenti. Kesehatan tulang sejak muda sangat dipengaruhi faktor nutrisi dan gaya hidup seperti olahraga. Asupan kalsium dan vitamin D mesti cukup.

Untuk penderita mesti diupayakan peningkatan keseimbangan, seperti program aktivitas yang disesuaikan secara individu, sehingga dapat mencegah jatuh. Program olahraga khusus di bawah pengawasan profesional dapat menolong pelepasan rasa sakit setelah patah tulang Osteoporosis Membahayakan Orang Asia.
00.42 | 0 komentar | Read More
techieblogger.com Techie Blogger